Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat – 2 Korintus 12 : 10
KodePublik – Memang tidak mudah memahami kuat dalam kelemahan, karena keduanya bertentangan, keduanya sebuah paradoks. Paradoks menurut kamus besar bahasa Indonesia artinya adalah pernyataan yang seolah-olah bertentangan dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran. Dan apa yang dikatakan Paulus adalah sebuah paradoks, jika aku lemah maka aku kuat, alm. Pdt. Bigman Sirait, apa yang diungkapkan Paulus adalah sebuah pemahaman yang lahir dari pergumulan yang mendalam dalam melayani Tuhan.
Apa yang dialami Paulus, yang merupakan kelemahan, Alkitab mencatat bahwa ada sebuah duri dalam daging (banyak teolog yang menafsirkan sebagai penyakit) yang sangat menganggunya, dia sudah tiga kali meminta kepada Tuhan, agar ia dilepaskan dari duri itu, tetapi jawab Tuhan kepadanya, ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna”.
Paulus mengajar kita untuk tidak memaksa Tuhan, ketika doa yang kita minta tidak dikabulkan sesuai dengan keinginan kita, tetapi tetap percaya pada kehendak dan rancangan Tuhan atas kita. Cukup tiga kali Paulus sudah mengerti bahwa duri yang sangat menganggunya atau sangat sakit itu, dipahami sebagai anugerah Tuhan dalam memelihara dirinya, makanya dia dapat berkata, ”Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku”. Paulus memberi teladan, percaya sepenuhnya kepada Tuhan, Dia tidak pernah meninggalkan kita bahkan dalam pergumulan, penderitaan, maupun dalam lembah kekelaman.
Semoga konten “Renungan Harian Kristen Hari Ini 05 Maret 2022” ini dapat menjadi berkat dan kekuatan bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati.
**Editor: whoami
Bagikan Konten ini